Makalah Langkah-langkah Pembelajaran Apresiasi Drama
LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
APRESIASI DRAMA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
Apresiasi Drama pada semester lima yang diampu oleh Bapak Ahmad Ripai, M.Pd.
Di susun oleh:
1.
Eni Mulyani (13410029)
2.
Noor Siti Khoiriyah (13410033)
3.
Elly Septyaningrum (13410039)
Kelas 5A
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FALKUTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat, rahmat, hidayah serta inayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Langkah- Langkah Pembelajan Apresiasi Drama” yang
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Apresiasi Prosa pada
semester lima yang diampu oleh Bapak Ahmad Ripai, M.Pd.
Kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Karena
kesempurnaan hanyalah milik-Nya. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik maupun
saran yang membangun demi perbaikan ke depanya. Selain itu kami juga berharap
bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membaca.
Semarang, 02 November 2015
Hormat kami,
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL
.........................................................................................................
|
1
|
KATA
PENGANTAR .................................................................................
|
2
|
DAFTAR
ISI
................................................................................................
|
3
|
BAB
I PENDAHULUAN
|
|
A. Latar
Belakang Masalah .........................................................................
|
4
|
B. Rumusan
Masalah
..................................................................................
|
5
|
C. Tujuan
....................................................................................................
|
5
|
BAB
II PEMBAHASAN
|
|
A. Pengertian
Apresiasi Drama ...............................................................
|
6
|
B. Proses
Apresiasi Drama ......................................................................
|
7
|
C. Tahap
atau Langkah-Langkah Pembelajaran Apresiasi Drama ............
|
9
|
BAB
III PENUTUP
|
|
A. Saran
.......................................................................................................
|
13
|
B. Simpulan
................................................................................................
|
13
|
DAFTAR
PUSTAKA ..................................................................................
|
14
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Apresiasi dapat diartikan suatu langkah untuk
mengenal, memahami, dan menghayati suatu karya sastra yang berakhir dengan timbulnya
pencelupan atau rasa menikmati karya tersebut dan berakibat subjekapresiator
dapat menghargai karya sastra yang dinikmatinya secara sadar.
Sedangkan istilah apresiasi
berasal dari bahasa latin Apreciation yang berarti “mengindahkan”. Dalam
konteks yang lebih luas itilah apresiasi menurut Gove dalam Aminuddin (1987:34)
mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan, dan (2)
pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan
pengarang. Pada sisi lain, Squire dan Taba dalam Aminuddin (1987:35)
berkesimpulan bahwa sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti,
yakni (1) aspek kognitif, berkaitan dengan keterlibatan unsur intelek pembaca
dalam upaya menghayati unsur-unsur kesusastraan yang bersifat objektif (2)
aspek emotif, berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam upaya
menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca (3) aspek
evaluatif, berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik
buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai serta segala ragam penilaian lain
yang tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal cukup
dimiliki oleh pembaca.
Sejalan
dengan rumusan pengertian apresiasi di atas, Effendi (1973:33) mengungkapkan
bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara
sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran
kritis, dan kepekaan pikiran yang baik terhadap karya sastra.
Dari
pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa apresiasi drama adalah kegiatan
menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian,
penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan pikiran yang baik terhadap
suatu karya sastra yang berupa drama atau seni peran. Apresiasi drama di sini
tidak hanya mencakup apresiasi pementasan drama saja, akan tetapi apresiasi
terhadap naskah drama juga.
Dalam
pembelajaran apresiasi drama di sekolah, sebelum siswa mampu mengapresiasi
sebuah karya sastra yang berupa drama atau seni peran. Tahap awal yang harus
diketahui siswa adalah langkah-langkah dalam pembelajaran apresiasi drama.
Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas menggenai langkah-langkah pembelajaran
apresiasi drama.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, dapat disimpulkan bahwa rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut.
1. Apakah
yang dimasksud dengan apresiasi drama?
2. Bagaimana
proses mengapresiasi sebuah karya sastra?
3. Bagaimana
langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuannya adalah:
1. Mampu
mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah mengapresiasi karya sastra?
2. Mampu
mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran apresiasi drama?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Apresiasi Drama
Sebelum
mengenal lebih jauh tentang bagaimana langkah-langkah pembelajaran apresiasi
drama, alangkah baiknya kalau kita mengenal terlebih dahulu dari segi arti
apresiasi dan drama.
1. Pengertian
apresiasi menurut beberapa tokoh, sebagai berikut:
a.
Aminudin (1987:34) mengemukakan bahwa apresiasi
mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pengakuan
terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Apresiasi
dikembangkan dengan menumbuhkan sikap sungguh-sungguh dan melaksanakan kegiatan
apresiasi sebagai bagian hidupnya dan sebagai satu kebutuhan yang mampu
memuaskan rohaniahnya.
b.
Henry Guntur Tarigan (1984: 233) apresiasi sastra
adalah penaksiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang wajar
kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas, sadar, serta
kritis. Apresiasi satra sangat erat kaitannya dengan kritik sastra, yang
merupakan penelitian hasil dari pengamatan.
2. Pengertian
drama menurut beberapa tokoh, sebagai berikut:
a. Drama
berasal dari akar tunjang “drama” dari bahasa Greek (Yunani Kuno) drau yang berarti melakukan (action) atau berbuat sesuatu (Ahmadi,
1990).
b. Wiyanto
(2002:1) sedikit berbeda, katanya drama dari bahasa Yunani, dram, artinya bergerak.kiranya, gerak
dan aksi adalah mirip. Jadi, tindakan dan gerak merupakan cirri utama drama.
Tiap drama mesti ada gerak dan aksi, yang menentukan lakon.
3. Pengertian
apresiasi drama menurut beberapa tokoh, sebagai berikut:
a. Herman J.
Waluyo (2002: 44) berpendapat bahwa apresiasi biasanya dikaitkan dengan seni.
Apresiasi drama berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan
drama, yaitu mendengar dan berakting dengan penuh penghayatan yang
sungguh-sungguh. Kegiatan ini membuat orang mampu memahami drama secara
mendalam, merasakan cerita yang ditayangkan, serta mampu menyerap nilai-nilai
yang terkandung dalam drama dan menghargai drama sebagai seni dengan kelebihan
dan kelemahannya.
b. Howes
(1986:6-7) pengajar drama perlu menerapkan beberapa strategi pengayaan, yaitu:
(1) diskusi kelas. Diskusi dapat diawali dengan menonton rekaman drama; (2)
kunci pemaknaan adalah pemahaman karakter tokoh; (3) perhatikan tata panggung,
seperti tata lampu, amat penting sebagai
pendukung makna; (4) bentuk-bentuk teatrikal juga mendukung tema serta karakter
tokoh, (5) pemahaman ditingkatkan dengan menarik minat dan perhatian subjek
didik. Pengayaan dimaksudkan untuk menambah kepekaan apresiasi dan kelak mampu
bermain drama.
c. Ardiana
(1990) mengapresiasi karya drama seharusnya dilakukan dengan mengakrabi,
menggauli dengan sungguh-sungguh drama itu, agar memperoleh pengalaman yag
hakiki. Mengakrabi drama mengandung
makna bahwa subjek didik harus membaca, menonton, mencermati drama itu,
memahaminya, menikmatinya, menghargainya, mengenal secara mendalam terhadap
pengalaman manusia yang indah dalam drama.
Kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut, bahwa
apresiasi drama adalah suatu kegiatan yang ada hubungannya dengan drama
sehingga membuat orang tersebut mampu memahami drama secara mendalam dan mampu
memahami nilai-nilai yang terkandung dalam drama tersebut.
B.
Proses
Apresiasi
Sebelum melakukan apresiasi, umumnya
seseorang memilih bentuk karya sastra atau jenis teks seni berbahasa yang
disukai, misalnya bentuk karya sastra prosa, puisi, drama, atau film. Kesukaan
itu akan melangkah pada upaya seseorang untuk mengetahui atau memahami lebih
dalam karya yang dipilihnya. Sebuah karya sastra dapat disukai dan digemari
oleh seseorang oleh karena karya tersebut dapat memberi kesan tersendiri yang
menimbulkan empati bagi penggemarnya. Hal itu disebabkan proses penciptaan
karya sastra meliputi hal-hal berikut ini.
1.
Upaya mengeksplorasi jiwa pengarangnya yang
diejawantahkan ke dalam bentuk bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain.
2.
Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara
pengarang atau pencipta dan peminat sastra.
3.
Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam
arti merupakan alat pemuas hati peminat sastra.
4.
Upaya menjadikan isi karya sastra merupakan satu
bentuk ekspresi yang mendalam dari pengarang atau sastrawan terhadap
unsur-unsur kehidupan. Dengan kata lain, merupakan hasil proses yang matang
bukan sekadar diciptakan.
Untuk
mengapresiasi sebuah karya sastra atau teks seni berbahasa, perlu dilakukan
aktivitas berupa:
1. mendengarkan/menyimak
2. membaca
3. menonton
4. mempelajari
bagian-bagiannya
5. menceritakan
kembali
6. mengomentari
7. meresensi
8. membuat
parafrasa
9. menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan karya tersebut
10. merasakan
seperti: mendeklamasikan (untuk puisi ) atau melakonkan (untuk drama)
11. membuat
sinopsis untuk cerita, dan sebagainya selain aktivitas merespons karya sastra
seperti disebutkan di atas, langkah-langkah mengapresiasi sebuah karya sastra
yang diminati secara umum meliputi hal-hal berikut:
a.
Menginterpretasi atau melakukan penafsiran terhadap
karya sastra berdasarkan sifat-sifat karya sastra tersebut
b.
Menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya sastra
tersebut, baik unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya
c.
Menikmati atau merasakan karya sastra berdasarkan
pemahaman untuk mendapatkan penghayatan
d.
Mengevaluasi atau menilai karya sastra dalam rangka
mengukur kualitas karya tersebut
e.
Memberikan penghargaan kepada karya sastra berdasarkan
tingkat kualitasnya
C. Tahap atau Langkah-Langkah Mengapresiasi Drama
1.
Menurut Gordon (1960-an)
a.
Apresiasi Tahap I
Didalam tahap ini, penulis menggunakan prosedur
pembelajaran apresiasi drama menurut Gordon (1960-an):
1)
Langkah pertama : Informasi dan konsep awal
a)
Masukan Informasi
b)
Analogi
c)
Upaya Pemfokusan kembali
2)
Langkah kedua : Penciptaan jarak dan pengembangan
konsep
a)
Tahap pengembangan konsep
b)
Tahap penggunaan analogi
c)
Tahap pengajuan pertanyaan tugas analogi
b.
Apresiasi Tahap 2
1)
Struktur Bentuk
a)
Tokoh dan Penokohan
Adalah pelukisan tokoh cerita baik keadaan
fisiologis (Latar belakang fisik/ciri-ciri badani) meliputi: jenis kelamin,
postur tubuh, warna kulit, warna rambut, keadaan psikologis (latar belakang
kejiwaan) meliputi: temperamen, Intelegensi, moralitas, pandangan hidup,
keadaan sosiologis (latar belakang kemasyarakatan) meliputi: adat istiadat,
hobby, pendidikan, status sosial dan sebagainya.
b)
Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang
memandu sebuah cerita.
c)
Latar dan Setting
Pertanyaan untuk setting atau latar cerita adalah kapan dan dimana persitiwa terjadi. Pertanyaan tidak sertamerta dijawab secara
global tetapi harus lebih mendetil untuk mengetahui secara pasti waktu dan tempat kejadiannya. Analisis setting lakon ini merupakan suatu usaha untuk menjawab sebuah pertanyaan apakah peristiwa terjadi di luar ruang atau di dalam ruang? Apakah terjadi pada waktu malam, pagi hari, atau
sore hari? Jika terjadi dalam ruang lalu di mana letak ruang itu, di dalam gedung atau di dalam rumah? Jam
berapa kira-kira terjadi? Tanggal, bulan, dan tahun berapa? Apakah waktu kejadiannya berkaitan dengan waktu kejadian peristiwa di
adegan lain, atau sudah lain hari? Pertanyaan-pertanyaan seputar waktu dan tempat kejadian iniakan memberikan gambaran peristiwa lakon yang
komplit (David Groote, 1997).
d)
Perlengkapan
Adalah barang-barang atau benda yang
diperlukan atau dibutuhkan di dalam sebuah pementasan drama.
c.
Apresiasi Tahap 3
1)
Tema
Tema ada yang
menyebutnya sebagai premis, root idea, thought, aim, central idea, goal,
driving force dan sebagainya. Tema adalah suatu amanat utama yang
disampaikan oleh pengarang atau penulis melalui karangannya (Gorys Keraf,
1994). Adhy Asmara (1983) menyebut tema sebagai premis yaitu rumusan intisari
cerita sebagai landasan ideal dalam menentukan arah tujuan cerita. Dengan
demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa tema adalah ide dasar, gagasan atau
pesan yang ada dalam naskah lakon dan ini menentukan arah jalannya cerita.
2)
Tipe
Genre cerita dalam
sebuah drama tersebut.
3)
Nilai
Nilai yang
terkandung di dalam Naskah “Jam Dinding yang Berdetak” adalah nilai sastra, dan
nilai sosial. Mengandung nilai sastra dan sosial karena konflik yang di
munculkan sangat indah dan sesuai dengan kehidupan sosial yang terjadi di dalam
masyarakat sesungguhnya.
4)
Fungsi
Di dalam
Naskah “Jam Dinding yang Berdetak” terkandung beberapa fungsi yaitu fungsi
eksperensial, fungsi informatif, fungsi penyadaran, dan fungsi rekreatif.
2. Tahap atau langkah-langkah pembelajaran
apresiasi drama secara umum
a. Tahap mengenal dan menikmati
Pada
tahap ini, kita berhadapan dengan suatu karya yang berupa drama. Kemudian kita
mengambil suatu tindakan berupa membaca, melihat atau menonton, dan
mendengarkan suatu drama.
b. Tahap menghargai
Pada
tahap ini kita merasakan manfaat atau nilai dari drama yang telah dinikmati.
Manfaat di sini berkaitan dengan kegunaan drama tersebut. Misalnya memberi
kesenangan, hiburan, kepuasan, serta memperluas wawasan dan pandangan hidup.
c. Tahap pemahaman
Pada
tahap ini kita melakukan tindakan meneliti serta menganalisis unsur-unsur yang
membangun drama, baik unsur intrinsik maupun unsur ekstrinsiknya. Akhirnya kita
menyimpulkan drama tersebut. Apakah drama tersebut termasuk baik atau tidak,
bermanfaat atau tidak bagi masyarakat sastra?
d. Tahap penghayatan
Pada
tahap ini kita membuat analisis lebih lanjut dari tahap sebelumnya, kemudian
membuat interpretasi atau penafsiran terhadap drama serta menyusun argumen
berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.
e. Tahap aplikasi atau penerapan
Segala
nilai, ide, wawasan yang diserap pada tahap-tahap terdahulu diinternalisasi
dengan baik, sehingga masyarakat penikmat sastra dapat mewujudkan nilai-nilai
tersebut dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari.
Dengan
demikian, kegiatan apresiasi sastra diartikan sebagai suatu proses mengenal,
menikmati, memahami, dan menghargai suatu karya sastra secara sengaja, sadar,
dan kritis sehingga tumbuh pengertian dan penghargaan terhadap sastra.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Apresiasi drama
adalah suatu kegiatan yang ada hubungannya dengan drama sehingga membuat orang
tersebut mampu memahami drama secara mendalam dan mampu memahami nilai-nilai
yang terkandung dalam drama tersebut.
Tahap atau langkah-langkah pembelajaran
apresiasi drama secara umum
1. Tahap mengenal dan menikmati
2. Tahap menghargai
3. Tahap pemahaman
4. Tahap penghayatan
5. Tahap aplikasi atau
penerapan
B. Saran
Berikut adalah beberapa saran dalam penerapan pembelajaran apresiasi drama:
1.
Pendidik hendaknya mampu memahami konsep dari pembelajaran
apresiasi drama sebelum memberikan pembelajaran dalam kelas.
2.
Pedidik hendaknya paham mengenai langkah-langkah
mengapresiasi sebuah drama.
3.
Pendidik hendaknya cermat dalam memilih model serta
metode dalam pembelajaran apresiasi drama,
DAFTAR
PUSTAKA
Aminuddin.
2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra..Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Dola,
Abdullah. 2007. Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama. Makassar: Badan
Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Komentar
Posting Komentar